Langsung ke konten utama

Upaya Mencegah Abrasi Yang Mendatangkan Rejeki

Kali ini Travelista sedang berada di Kabupaten Rembang untuk sebuah acara di Pantai Karang Jahe. Sebuah pantai utara Jawa yang selalu ramai dikunjungi oleh Sobat Piknik. Pantai Karang Jahe merupakan pantai berpasir putih yang diselingi pecahan batu karang kecil seukuran jahe sehingga Sobat Piknik menamainya sebagai pantai Karang Jahe.

Pantai karang jahe rembang
Di pantai Karang Jahe Sobat Piknik tidak perlu khawatir dengan sengatan terik matahari. Sebab Sobat Piknik dapat berteduh di bawah rimbunnya pohon cemara untuk duduk lesehan sambil mencicipi cemilan yang Sobat Piknik bawa atau beli dari pedagang yang menyewakan tikar.

Konon pohon cemara yang berjajar di Karang Jahe ditanam oleh masyarakat sekitar untuk mengurangi abrasi pantai yang berdampak bagi kelangsungan tambak garam yang dikelola. Namun seiring dengan lebatnya pohon cemara yang ditanam, kemudian dibentuklah kelompok sadar wisata untuk mengelola pantai Karang Jahe sebagai tempat wisata seperti kondisi yang saat ini Sobat Piknik kunjungi.

Pantai karang jahe rembang
Photo by : Rio Wijaya
Ombak di pantai Karang Jahe relatif tenang sehingga cukup aman untuk bermain di tepi pantai. Di pantai ini Sobat Piknik juga dapat melihat kehidupan masyarakat desa yang berprofesi sebagai nelayan dan petani tambak garam. Sobat Piknik juga dapat menyusuri laut dekat pantai dengan menyewa perahu nelayan atau jika Sobat Piknik ingin memacu adrenalin dapat juga bermanuver dengan banana boat yang disediakan pengelola pantai Karang Jahe.

Pantai karang jahe rembang
Photo by : Alli Mhan
Pantai karang jahe rembang
Pantai karang jahe rembang
Garis pantai Karang Jahe sekitar 3 kilometer. Bagi Sobat Piknik yang malas berjalan menyusuri pantai. Dapat menyewa ATV, mini tril atau naik kereta wisata yang wara wiri di sepanjang pantai. Lumayan juga sih, jika harus menyusuri dengan berjalan kaki. Hehehe… 

Tapi sayang semua kendaraan wisata ini berjalan di atas pasir pantai sehingga Sobat Piknik harus berhati – hati saat menyusuri pantai. Dan bau asap hasil pembakaran kendaraan wisata juga membuat kurang nyaman ketika terhirup hidung. Hmmm… Semoga sih, suatu saat kendaaran wisata yang tersedia di pantai Karang Jahe dapat disediakan jalur khusus agar Sobat Piknik dapat menyusuri pantai dengan lebih nyaman. #sekedarsaranperbaikan.


Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...


Pesan moral :
Piknik di pantai Karang Jahe menyadarkan Travelista bahwa niat baik akan mendatangkan hal yang baik pula. Seperti aksi inspiratif yang dilakukan oleh masyarakat Karang Jahe yang menanggulangi abrasi dengan menanam pohon cemara akhirnya mendatangkan rejeki tak terduga melalui kunjungan wisata. Semoga Travelista dapat mengikuti jejak yang dicontohkan oleh masyarakat Karang Jahe untuk berbuat baik #SEMANGAT !!!

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Pusat Pemujaan Kerajaan Tarumanegara

Sebenarnya sudah beberapa kali Travelista bertugas di pusat kota Karawang. Namun baru kali ini Travelista sempat mengunjungi situs percandian Batujaya yang lokasinya cukup jauh dari pusat kota. Karena benar – benar niat, maka Travelista naik KRL dari stasiun Manggarai ke stasiun Cikarang disambung motoran dengan Sobat Kantor yang bersedia mengantar Travelista ke situs percandian Batujaya. Hehehe… Dari stasiun Cikarang, jarak ke situs percandian Batujaya sekitar 30 km melalui jalan Sukatani - Cabang Bungin - Batujaya kemudian berbelok ke jalan raya candi Jiwa. Setelah motoran sekitar satu setengah jam dari stasiun Cikarang, akhirnya Travelista sampai gapura jalan raya candi Jiwa. Motor Travelista parkir di museum situs candi Batujaya yang diresmikan tahun 2006. Di dalam museum, Sobat Piknik dapat melihat artefak yang ditemukan saat ekskavasi di situs percandian Batujaya seperti manik - manik, potongan kayu, arca, votive tablet atau keping tanah liat berbentuk miniatur stupa, gerabah...

Rumah Penentu Kemeredekaan di Bantaran Citarum

Piknik kali ini Travelista mengunjungi rumah Djiauw Kie Siong seorang saudagar Tionghoa kelahiran Rengasdengklok yang dijadikan tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta yang teletak di jalan Perintis Kemerdekaan 33 Karawang. Jakarta tanggal 15 Agustus 1945 siang hari, para pemuda mengadakan pertemuan di Jalan Cikini 71 dengan keputusan agar proklamasi kemerdekaan segera dilakukan tanpa menunggu janji dari jepang. Sekitar pukul 21.30 malam hari, para pemuda mendatangi rumah Bung Karno di Pegangsaan Timur 56 Jakarta setelah mendengar berita kekalahan Jepang dalam perang Pasifik. Para pemuda mengancam Bung Karno untuk memproklamasikan kemerdekaan “malam ini juga atau paling lambat besok tanggal 16 Agustus 1945” sambil menimang - nimang senjata. Namun para pemuda gagal memaksa Bung Karno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI. Karena menurutnya memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia harus dibicarakan terlebih dahulu dengan seluruh anggota PPKI agar tidak menyimpang...

Berharap Terik di Citorek

Tak terasa sudah lebih dari setahun touring motor bareng Sobat Kantor berlalu. Kalau touring edisi sebelumnya disepakati PP dalam sehari. Maka touring kali ini disepakati untuk minta izin ke istri dan anak masing – masing agar dipebolehkan tidak pulang ke rumah karena  perjalanan ke Citorek harus dilakukan malam hari  demi menyaksikan fenomena negeri di atas awan saat matahari terbit. Touring dimulai hari jumat sore setelah jam pulang kantor. Check point pertama rumah Sobat Kantor yang ada di daerah Sawangan untuk dijamu makan malam . Setelah perut kenyang dan bersenda gurau hingga Jam 21:00. Maka perjalannya diteruskan menyusuri jalan raya Parung - Ciampea untuk menuju che ck point kedua di rumah Sobat Kantor yang ada di daerah Jasinga. Tepat jam 23:00 Travelista dan Sobat Kantor tiba di check point Jasinga untuk rehat sejenak dan ngemil tengah malam. Setelah mandi dan persiapan lainnya, tepat jam 03:00 dini hari, Travelista dan Sobat Kantor memulai perjalanan menuju Citorek ...