Singgah
sejenak di kawasan yang dulu sering Travelista kunjungi untuk melihat festival
flora dan fauna yang rutin diadakan setiap tahun. Perlu Sobat Piknik ketahui
bahwa lapangan Banteng sudah ada sejak jaman kolonial. Dulu lapangan ini dinamakan
Waterloo Plein bertujuan untuk memperingati kemenangan belanda atas prancis di kota
Waterloo belgia. Tetapi warga Batavia ketika itu lebih suka menyebutnya sebagai
lapangan Singa karena di tengah lapangan terdapat sebuah tugu singa.
Saat kolonial jepang masuk ke Indonesia mengantikan kolonial belanda.
Tugu singa dirobohkan karena identik dengan belanda. Dan setelah Indonesia
merdeka, presiden Soekarno mengganti nama lapangan singa dengan sebutan
lapangan banteng sebagai lambang nasionalisme Indonesia.
Kini
tugu singa digantikan dengan patung pria bertubuh kekar menatap langit dengan
mengangkat kedua tangan ke angkasa sebagai simbol kebebasan dari belenggu yang
mereprensentasikan bebasnya Irian Barat dari rencana kolonialisasi belanda di
bumi cendrawasih.
Melalui
opearasi pembebasan Trikora atau Tiga Komando Rakyat yang dikumandangkan presiden
Soekarno sebagai konsekuensi mengulur - ulur waktu
yang
dilakukan oleh belanda untuk menyerahkan Irian Barat menjadi bagian dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dan nama Irian sendiri merupakan
akronim dari Ikut Republik Indonesia Anti Nederland.
Upaya pembebasan Irian Barat dari cengkeraman belanda berlangsung
sekitar 2 tahun dari 1961 – 1963. Dan untuk memperingati peristiwa tersebut
maka dibuatkanlah tugu peringatan pembebasan Irian Barat di lapangan banteng.
Monumen
pembebasan Irian Barat digagas oleh presiden Soekarno. Sketsanya dibuat oleh
Henk Ngantung yang merupakan wakil gubernur Jakarta periode 1960 – 1964 dan
menjabat sebagai gubernur pada periode 1964 – 1965.
Sedangkan patung dibuat
oleh Edhi Sunarso yang juga merupakan pematung tugu selamat datang di bunderan
HI dan tugu dirgantara Pancoran.
Pembangunan monumen pembebasan Irian Barat dimulai
tahun 1963 dengan diarsiteki oleh Friedrich Silaban yang juga arsitek masjid Istiqlal
melalui perusahaan kontraktor milik negara yaitu PT Hutama Karya dibawah
pimpinan Ir Sutami kemudian di revitalisasi oleh pemda Jakarta di tahun 2018
sehingga Sobat Piknik dapat melihat tampilan baru lapangan yang penuh sejarah
ini.
Tidak
dikenakan biaya untuk masuk ke lapangan banteng. Sobat Piknik hanya cukup
mengisi buku tamu atau scan aplikasi pedulilindungi untuk kemudahan penelusuran
paparan bahaya corona di masa pandemi.
Setelah Travelista masuk ke lapangan. Nampak jelas sekali perbedaan
kondisi sebelum dan pasca revitalisasi. Lapangan Banteng kini sangat bersih dan
tertata rapi. Travelista rasa, sangat cocok untuk dijadikan tempat healing untuk
Sobat Piknik yang sedang patah hati. Hehehe…
Perbedaan
yang significant dengan tampilan lapangan banteng sebelum revitalisasi adalah kolam
di sisi monumen untuk menampilkan pertunjukkan air mancur yang dapat Sobat
Piknik saksikan dari amphitheater. Menurut Petugas Jaga yang Travelista tanya.
Air mancur di test fungsi setiap pagi hari antara jam 10:00 – 11:00 WIB.
Konon
sebelum pandemi setiap malam akhir pekan pertunjukkan air mancur dipercantik
dengan lampu laser beraneka warna yang tentu menghadirkan nuansa romantis bagi
Sobat Piknik yang datang dengan didampingi oleh orang tersayang. Namun bagi
Sobat Piknik yang datang sendirian dengan stasus jomblo. Ya, sabar diri saja
deh ! Siapa tau bertemu dengan pasangannya di lapangan banteng ini !? Aminkan saja ya
Sobat Piknik ! Hehehe...
Dalam rangka upaya mengembalikan tujuan awal pembagunan lapangan banteng sebagai
monumen pengingat sejarah pembebasan Irian Barat. Di sudut monumen dibuat relief
dan kutipan pelaku sejarah yang dapat membangkitkan semangat nasionalisme Sobat
Piknik.
Dan
di sudut lapangan juga terdapat area bermain anak yang tentu
menjadi tempat favorit si buah hati untuk bereksplorasi di lapangan banteng.
Selesai sudah
piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral :
Di
lapangan banteng Travelista belajar tentang arti semangat melepaskan diri dari
belenggu kolonialisme yang memang harus dihapuskan di muka bumi, semangat pendiri
bangsa menyatukan nusantara dan terkenang dengan ucapan Bung Karno “bahwa
bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya” Oleh karena itu
kita JAngan
Sekali
- kali MElupakan
sejarAH.
#JASMERAH
Komentar
Posting Komentar