Dari
Glodok, Travelista teruskan berjalan menuju pasar mainan
terbesar di Jakarta. Terus berjalan melewati jembatan yang melintasi kali
krukut. Di sisi kali terdapat sebuah altar tempat sembahyang yang nampak masih mengepulkan
asap dari hio yang dibakar.
Karena
perut sedikit terasa lapar, Travelista singgah sejenak di kedai pempek Eirin 10
Ulu yang sudah berjualan sejak tahun 1981. Walau bentuknya sederhana, kedai ini
sudah cukup sering di ulas dalam acara kuliner tv maupun di channel influencer.
Terus
berjalan menyusuri jalan pintu kecil, Sobat Piknik dapat melihat jajaran toko
florist dan souvenir yang biasa di cari untuk acara pernikahan atau acara
lainnya.
Pasar Asemka ini memang merupakan salah satu pusat penjual aneka souvenir, aksesoris
handphone, alat make up dan ATK di Jakarta. Bagi Sobat Piknik yang ingin
berbisnis bidang usaha ini di rumah. Boleh lah survey ke pasar Asemka ini.
Terus
berjalan menyusuri trotoar. Akhirnya Travelista sampai di kolong fly over pasar
Pagi yang ramai dengan aktivitas jual beli aneka mainan untuk si Buah Hati.
Rupanya menjamurnya toko online tidak sepenuhnya merubah kebiasaan Sobat Piknik untuk
berbelanja secara langsung atau offline.
Sebagai
pusat perdagangan mainan terbesar di Jakarta. Pasar pagi menawarkan berbagai
aneka mainan dengan harga yang tentu lebih murah dibandingkan di tempat lain
atau mall.
Sobat
Piknik dapat membelinya di toko atau pun di emperan jalan. Yang pasti jangan
pernah berkata “tidak tega” untuk menawar ! Karena itu adalah seninya berbelanja di
sini. Hehehe…
Yang
pasti walaupun sudah tega nawarnya, tapi tawaran Sobat Piknik belum nutup modal. Sudah pasti yang dagang tidak akan melepas barang dagangannya. Jadi harus tetap rasional ya Sobat Piknik dalam
bernegosiasi harga. Hehehe…
Selesai sudah
piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral :
Pergeseran
cara berbelanja tradisional ke swalayan maupun online merupakan sebuah keniscayaan seiring dengan kemajuan jaman. Tapi ada hal yang tak tergantikan saat Sobat
Piknik berbelanja di pasar tradisional. Yaitu tawar menawar harga. Di sini kita
dapat saling berinteraksi, bersosialisasi, melatih negosiation skill, saling
memainkan psikologis lawan transaksi untuk mendapatkan harga terbaik. Dan yang pastinya kita akan tetap bisa jumpai Salam, Senyum, Sapa khas orang
Indonesia. "Cari apa Kak ? Boleh !" :-)
Komentar
Posting Komentar