Terbangun di
dini hari, Travelista tak bisa tidur lagi. Baru tumben dinas luar kota tak bisa
tidur lagi setelah terjaga. Mungkin saking senangnya dapat mengunjungi kota
Manado yang dari dulu Travelista cita – citakan. Hehehe...
Dari pada
melamun di atas kasur memandang langit – langit kamar. Segera Travelista pakai
sepatu untuk lari pagi di sekitar hotel sebelum Personil cabang menjemput
berangkat kantor.
Menyusuri jalan Sugiono berbelok ke jalan Walanda Waramis. Di depan kawasan Jarod, Travelista melihat bangunan tempo dulu yang masih eksis hingga
kini. Cukup terawat dan terjaga kebersihannya.
Berada
di kawasan ini seolah membawa Travelista masuk ke lorong waktu. Design klasik,
warna cat yang memudar namun terjaga kebersihannya menjadikan bangunan di sini
memiliki aura tersendiri dan belum pernah Travelista rasakan di kota - kota
sebelumnya.
Dari Jarod lari pagi Travelista teruskan menuju taman kesatuan
bangsa yang juga berfungsi sebagai alun - alun kota yang bangun pada tahun
1987. Di tengah taman terdapat patung Lolong Lasut yang merupakan pejuang
penentang penjajah portugis sekaligus pendiri kota Manado awal abad 16. Oya
Sobat Piknik, di waktu tertentu taman ini sering dijadikan tempat berbagai kegiatan
seni budaya.
Terus berlari menuju zero point kota Manado yang terletak di
antara persimpangan jalan Sam Ratulangi, Jenderal Sudirman dan Suprapto. Ini
adalah titik nol kilometer kota Manado yang dibangun pada tahun 2008.
Dari zero point, Travelista terus berlari menyusuri jalan
Suprapto hingga terhenti di tugu pendaratan Batalyon Worang yang terletak di
depan pintu masuk kawasan pasar 45. Tugu patung 7 tentara ini menggambarkan batalyon
pimpinan mayor Hein Victor Worang asal Minahasa ketika menumpas gerakan
separatis dan KNIL di wilayah Indonesia Timur.
Atas jasanya tersebut, kemudian Hein
Victor Worang ditunjuk menjadi gubernur Sulawesi utara periode 1967-1978. Hmmm…
Lama juga masa jabatannya. Sekitar 21 tahun ya Sobat Piknik.
Pasar 45 merupakan saksi sejarah perkembangan kota Manado.
Selain sebagai pusat perbelanjaan tertua, pasar 45 juga merupakan tempat yang
asik bagi Sobat Piknik yang hobby fotografi karena di kawasan ini terdapat
banyak bangunan klasik dengan perpaduan gaya arsitektur eropa dan asia.
Kembali ke artikel
sebelumnya : Berkunjung ke Kota Seribu Bunga…
Waktu sudah semakin siang. Segera Travelista kembali ke hotel untuk siap – siap pergi ke kantor cabang. Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Waktu sudah semakin siang. Segera Travelista kembali ke hotel untuk siap – siap pergi ke kantor cabang. Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral :
Tidak
selamanya yang klasik harus ditinggalkan. Bangunan tua kota Manado contohnya.
Jika dirawat dengan baik, bangunan tua tersebut memancarkan pesona unik sehingga
menjadi daya tarik asik untuk dikunjungi.
Komentar
Posting Komentar