Langsung ke konten utama

Melihat Monas Dari Dalam

Siapa yang tak tau Monas ? Lambang ibukota negara yang memiliki tinggi 132 meter ini adalah tempat piknik paling populer dan murah di Jakarta. Kalau ditanya sudah berapa kali Travelista ke Monas ? Jawabnya tidak terhitung ! Tapi kalau ditanya sudah berapa kali ke puncak monas ? Hmmm… Sekali pun belum ! Hehehe…

Untuk masuk ke dalam monas terdapat dua jenis tiket terusan yang dapat Sobat Piknik pilih. Yaitu tiket sampai cawan seharga Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 untuk anak - anak. 

Tapi jika Sobat Piknik ingin sampai ke puncak, tiket yang dikenakan adalah seharga Rp 15.000 untuk dewasa dan Rp 4.000 untuk anak – anak dengan jam operasional hari selasa – minggu jam 08:00 - 21:30 WIB.

Setelah melakukan tap tiket di pintu masuk, Sobat Piknik dapat melihat aneka relief 3D yang mengisahkan kehidupan Bangsa Indonesia di era kejayaan kerajaan Majapahit dan relief yang menggambarkan kehidupan Bangsa Indonesia saat ini di taman monas. 

Mungkin spot ini jarang Sobat Piknik ketahui yah ?! Soalnya Travelista pun baru tau ada spot sebagus ini di monas. Hehehe…

Setelah puas hunting foto relief di taman monas, Sobat Piknik dapat masuk ke ruang bawah tanah yang merupakan museum sejarah nasional yang memajang diorama tentang sejarah perjalanan Bangsa Indonesia yang digambarkan sejak jaman pra sejarah, kerajaan, pergerakan nasional, kemerdekaan hingga era kemajuan teknologi yang ditandai dengan penerbangan pesawat buatan dalam negeri CN 250 Gatot Kaca.

Dari ruang koleksi diorama, Sobat Piknik dapat menuju ruang kemerdekaan yang ada di cawan monas. Di ruang berbentuk amfiteater ini Sobat Piknik dapat melihat teks proklamasi, peta Indonesia dan garuda pancasila dalam ukuran raksasa. 

Selain itu Sobat Piknik juga dapat mendengarkan rekaman suara asli Bung Karno saat membacakan teks proklamasi kemerdekaan yang diputar setiap satu jam sekali dari balik tembok dengan berukir mulut naga.

Saat pembacaan teks proklamasi akan diperdengarkan, mulut naga pun akan terbuka serta mengeluarkan cahaya emas dan gelegar suara Bung Karno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang terdengar sangat berwibawa.

Dan itinerary selanjutnya adalah menuju puncak Monas. Tapi Sobat Piknik harus bersabar ya...! Karena untuk menuju puncak monas harus antri yang cukup lama. 

Tapi jangan khawatir akan antrian yang berdesakan, karena setiap Sobat Piknik yang datang telah diberikan tiket aneka warna yang mengatur jadwal naik ke puncak monas.

Saat tiba di area antrian naik ke puncak Monas, Sobat Piknik segera menuju loket jaga untuk mendapatkan nomor antrian naik. Nanti Sobat Piknik akan dipanggil berdasarkan warna tiket dan nomor antrian. 

Untuk Sobat Piknik ketahui bahwa warna tiket masuk tugu monas ada 12 warna. Dimulai dari warna merah untuk antrian jam 08:00 – 09:00 hingga warna merah marun jam 20:30 -21:30. Jadi ikuti saja aba – aba dari petugas jaga ya Sobat Piknik !

Setelah bersabar dalam penantian, akhirnya Travelista dapat giliran masuk ke lift yang akan mengantar ke puncak monas. Kalo mau jujur, seneng juga sih ! Akhirnya di umur segini ngerasain juga naik ke puncak monas. Hehehe…

Nah, ini lah puncak monas yang selama ini jauh dipandang. Bersyukur Travelista pernah ke sini. Hehehe… 

Di sini Sobat Piknik dapat melihat pemadangan area sekitar monas dengan teleskop yang tersedia di setiap sudut. Hmmm… Sebuah pengalaman seru !




Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...


Pesan moral :
Berkunjung ke tempat bersejarah tentu akan menggugah kesadaran dan kecintaan kepada tanah air. Oleh karena itu, jangan pernah ragu dan bosan untuk mengunjunginya ya Sobat Piknik.

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Mengunjungi Etalase Budaya Lampung

Seminggu di kota Bandar Lampung. Diisi kesibukan dengan kerja, kerja dan kerja. Pulang kantor hanya diisi dengan cari kuliner malam ditemani driver ojek online dan nongkrong di tugu Adipura.  Kenapa nongkrong di situ ? Ya, karena kebetulan hotel tempat Travelista menginap ada di sekitar tugu tersebut. Hehehe... Seminggu sudah waktu berlalu, tiket balik ke Jakarta sudah dibooking dengan jadwal penerbangan sore hari. Masih ada sedikit waktu untuk mencari oleh – oleh khas Lampung dan berkunjung ke spot wisata di tengah kota agar tidak terlambat ke bandara.   Yuks, segera bergegas cari oleh - oleh khas. Kalau di Lampung, ya apalagi kalau bukan keripik pisang.  Salah satu sentra penjualan keripik pisang di kota Bandar Lampung terdapat di jalan Pagar Alam Kedaton. Di Sepanjang jalan ini, Sobat Piknik akan dengan mudah menemui kedai penjual keripik pisang yang sudah dibungkus maupun dalam keadaan curah.  Satu hal yang membuat asik belanja di sini adalah Sobat Piknik...

Melihat Artefak Sejarah Perminyakan Pulau Tarakan

Travelista lanjutkan estafet piknik di pulau Tarakan. Nah, tujuan piknik selanjutnya adalah ke “ruh” pulau Tarakan yaitu emas hitam atau minyak bumi. Salah satu artefak yang dapat Sobat Piknik temukan adalah tugu Pompa Pertamina.  Tugu ini terletak di bundaran jalan Pattimura,  tidak jauh dari baloy adat Tidung . Pada pompa ini tertulis Thomassen OE Steeg Holland. Kemungkinan pompa ini adalah peninggalan jaman Belanda saat mengeksploitasi minyak dari bumi Tarakan. Udara yang sangat terik Travelista rasakan selama piknik di pulau Tarakan, semerbak aroma bensin sesekali terhirup saat Travelista melewati jalan Sei Sesayap.  Di beberapa sudut jalan terdapat pompa angguk yang nampaknya masih aktif beroperasi. Menurut Travelista, inilah tambang minyak paling sederhana yang pernah Travelista lihat. Seperti biasa, kalau tidak ke kantor Pusat Pemerintahan atau alun – alun, maka   berfoto di Masjid Agung adalah hal wajib bagi Travelista. Kali ini Travelista sempatk...

Melihat Miniatur Kalimantan Selatan di Dalam Sebuah Museum

Berkunjung ke museum sebelum melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya adalah hal yang bijak di tengah keterbatasan waktu sambil menunggu penerbangan. Di sela waktu tunggu kali ini Travelista sempatkan untuk mengunjungi museum Lambung Mangkurat yang terletak di jalan Ahmad Yani Kota Banjar Baru. Pertama kali didirikan pada tahun 1907 oleh pemerintahan hindia belanda untuk menyimpan temuan artefak purbakala di Kalimantan Selatan dengan nama museum Borneo namun fungsinya dihentikan saat tentara jepang mulai menduduki Kalimantan Selatan. Borneo museum in Bandjarmasin 1907 koleksi Tropen Museum Pada tanggal 22 Desember 1955 dengan koleksi barang - barang pribadi miliknya. Amir Hasan Kiai Bondan mencoba menghidupkan kembali museum Borneo yang diberi nama museum Kalimantan. Pada tahun 1967 bangunan museum dipugar dan diberi nama museum Banjar hingga dibangun gedung museum baru bergaya rumah Bubungan Tinggi modern yang diberi nama Lambung Mangkurat dan diresmikan kembali oleh Mendikbud D...