Kali ini Travelista sedang
bertugas di kota Semarang yang memiliki banyak bangunan peninggalan kolonial.
Dan sebuah keberuntugan bagi Travelista karena kantor cabang Perusahaan tempat
Travelista bekerja berada di kawasan kota lama salah satu kawasan peninggalan
bangunan kolonial terbanyak di kota Semarang.
Kawasan kota lama memiliki luas
sekitar 31 hektar. Di kawasan ini banyak sekali bangunan peninggalan kolonial
baik yang masih dimanfaatkan maupun yang terbengkalai. Semua bangunan tampak
megah dengan arsitektur khas eropa atau belanda sehingga tak salah jika kawasan
ini mendapat julukan little netherland.
Saat jam istirahat siang,
Travelista sempatkan untuk mengelilingi kawasan kota lama. Meyusuri jalan
Suari, bangunan pertama yang Travelista temukan adalah Gereja Immanuel, sebuah Gereja
Kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun sekitar tahun 1753. Keunikan Gereja
ini adalah kubahnya yang besar layaknya sebuah Masjid sehingga Gereja ini dijuluki
Gereja Bleduk yang berarti kubah.
Berseberangan dengan Gereja
Bleduk terdapat gedung Jiwasraya yang merupakan bekas gedung Nederlandsch
Indische Leven Sverzeking de Lifrente Maatschaapij (NIJJMI) yang dibangun
sekitar tahun 1916. Gedung NIJJMI ini diyakini sebagai bangunan tertua di
Indonesia yang memiliki lift. Gedung ini juga sempat digunakan sebagai kantor
Balaikota Semarang pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Di
bagian timur Gereja Bleduk, terdapat taman Sri Gunting atau Parade Plein. Taman
ini dulunya digunakan untuk tempat latihan baris - berbaris tentara belanda. Di
taman ini Sobat Piknik dapat duduk – duduk di bawah rimbun pepohonan sambil
berfoto ria dengan background bangunan antik yang ada di sekitarnya.
Di sekitar taman Sri Gunting terdapat gedung Marba yang
merupakan bangunan yang didirikan oleh Saudagar asal Yaman yang bernama Marta
Badjunet yang difungsikan sebagai kantor usaha eskpedisi pelayaran dan toko modern
De Zeikel.
Selain gedung Marba terdapat gedung Winkel Maatschappij H
Spiegel yang dulu merupakan toko serba ada yang milik Addler yang dibangun sekitar
tahun 1895. Dan mempekerjakan H Spiegel sebagai manajer toko yang kemudian
menjadi pemilik gedung ini.
Setelah
menyusuri bagian timur kota lama, Travelista sempatkan untuk mencicipi Gulai
Bustaman Pak Sabar yang terletak di belakang Gereja Bleduk. Menempati salah
satu sudut bangunan tua, Gulai Kambing Legendaris ini sudah ada sejak tahun
1971. Rasanya otentik dan JUARA !!!
Keunikan
gulai Bustaman Pak Sabar ini jika dibandingkan dengan gulai kambing lainnya
adalah terletak pada kuahnya. Jika bisanya kuah gulai kambing menggunakan
santan, kuah gulai Bustaman Pak Sabar berkuah kuning tanpa santan. Selain gulai
daging, Sobat Piknik dapat juga memilih gulai jeroan atau campuran keduanya.
Kalau tadi Travelista menyusuri sisi timur kota lama,
pulangnya Travelista pilih untuk menyusuri sisi barat. Di sisi barat terdapat
bangunan tua yang direvitalisasi sebagai museum kekiniaan yaitu Old City 3D Art
dan Dream Zone Museum. Yang dapat Sobat Piknik kunjungi saat menyusuri kota
lama nanti.
Selain direvitalisasi sebagai museum, terdapat juga gedung
tua yang direvitalisasi sebagai restoran ikan bakar. Bagunan ini dulunya adalah
Rad Van Justitie atau kantor pengadilan yang didirikan pada tahun 1760 yang merupakan
salah satu bangunan tertua di kawasan kota lama. Dan pernah digunakan sebagai
gedung Pengadilan Negeri Semarang pada masa Orde Baru sebelum di fungsikan
sebagai restoran seperti saat ini.
Menyusuri sebuah gang menuju kantor tempat Travelista
bekerja, terdapat gedung – gedung tua yang tampak terbengkalai karena bagian
atap gedung telah runtuh dan temboknya sudah terkelupas. Di salah satu sudut tembok
dari gedung tersebut ditumbuhi akar beringin yang nampak eksotis dan khas.
Sehingga spot ini menjadi salah satu spot favorit untuk berfoto di kawasan kota lama.
Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral :
Megahnya bangunan yang tersebar di kota lama, menandakan
bahwa kawasan ini memiliki peranan yang penting dalam perekonomian di kala itu.
Travelista berharap agar program revitalisasi bangunan yang ada dapat
menjadikan kota
lama sebagai situs warisan dunia agar dapat membangkitkan kembali peran penting
kawasan kota lama sebagai magnet perkonomian bagi Masyarakat sekitar melalui kunjungan
wisata.
Komentar
Posting Komentar