Kali ini Travelista sedang berada di kota Sidoarjo,
hampir 2 minggu Travelista ditugaskan di kota lobster ini. Mau ke mana
Travelista mengisi libur di akhir pekan ? City tour, ngegunung atau mantai ?
Sebuah opsi yang belum Travelista bisa putuskan. Selain deadline pekerjaan,
cuaca juga jadi pertimbangan untuk memilih liburan dengan bijak. Setelah searching
di internet, pilihan mulai mengerucut pada opsi mantai. Tapi mantai di mana ?
Di Malang selatan, Banyuwangi atau Kenjeran?
Saat membandingkan ongkos dan waktu tempuh. Pilihan justru jatuh pada Gili Labak. Sebuah pulau kecil di Madura. Loh kok bisa ? Sebenarnya Gili Labak adalah destinasi yang sudah lama ingin Travelista tuju. Namun karena berbagai alasan, destinasi Gili Labak tidak pernah terealisasi.
Kali ini, destinasi Gili Labak harus terealisasi.
Travelista mulai compare harga antara backpackeran atau ikut open trip dari
Tour Travel. Ternyata lebih mahal jika harus backpackeran.
Jadi searchingnya
lebih mengerucut pada Tour Travel yang memiliki paket open trip ke Gili Labak.
Travelista mulai membandingkan waktu keberangkatan, harga dan fasilitas yang
ditawarkan oleh Tour Travel.
Semua nomor contact person Travelista hubungi
untuk mendapatkan kuota open trip. Namun hingga H-2 semua Tour Travel
menyatakan akan di check dulu sisa kuota yang mereka miliki. Bahkan ada yang
menyatakan jika kuota mereka sudah penuh. Ya sudah, destinasi Gili Labak benar
tidak akan pernah terjadi.
Karena sibuk dalam pekerjaan, Travelista sudah tidak
memikirkan tentang Gili Labak. Travelista hanya berpikir nanti saat weekend ke
Kota Batu saja.
Namun after lunch pada H - ½ salah satu Tour Travel mengabari
Travelista bahwa masih ada kuota untuk Travelista !
Yey…! Akhirnya destinasi
Gili Labak benar akan terjadi ! Segera Travelista transfer DP dan pelunasan akan
Travelista berikan saat berjumpa di meeting point nanti.
Travelista pilih jadwal open trip jumat - sabtu. Setelah
pulang kantor dan makan malam, Travelista langsung balik ke hotel dan bergegas
order taxi online untuk menuju stasiun Gubeng Baru, meeting point yang telah
ditetapkan.
Tepat jam 23:00 Travelista tiba di meeting point, setelah semua Sobat
Piknik peserta open trip berkumpul, tepat jam 00:00 Travelista dan Sobat Piknik
meluncur menuju Sumenep Madura. Menurut estimasi, waktu perjalanan akan
ditempuh selama 4 jam.
Sepanjang perjalanan tak banyak pemandangan yang dapat
dilihat kecuali gemerlap jembatan Suramadu. Karena snorkling adalah kegiatan
yang menguras banyak energy, maka sebaiknya Sobat Piknik memaksimalkan waktu
perjalanan menuju Sumenep dengan beristirahat. Agar tidak mengalami kelelahan
saat mengikuti rangkaian kegiatan open trip nanti.
Tepat jam 04:00 Travelista tiba di desa Tanjung Saronggi. Selepas sholat subuh, waktu luang Travelista manfaatkan untuk berjalan - jalan di desa nelayan ini sambil melihat aktifitas warga desa baik di pelabuhan dan pasar desa yang menjual aneka sarapan khas seperti lopes dan bubur Madura.
Tepat jam 04:00 Travelista tiba di desa Tanjung Saronggi. Selepas sholat subuh, waktu luang Travelista manfaatkan untuk berjalan - jalan di desa nelayan ini sambil melihat aktifitas warga desa baik di pelabuhan dan pasar desa yang menjual aneka sarapan khas seperti lopes dan bubur Madura.
Tepat jam 06:00 Tavelista menuju pelabuhan desa Tanjung
Saronggi. Menyusuri gang di antara perumahan nelayan, Travelista dan Sobat
Piknik peserta open trip langsung diarahkan untuk menaiki perahu yang sudah disiapkan.
Travelista beruntung karena peserta open trip kali ini tidak terlalu banyak
sehingga lebih nyaman dalam melakukan berbagai aktifitas yang telah disiapkan
penyelenggara.
Setelah menepuh pelayaran sekitar 35 menit, akhirnya
Travelista mendarat di pantai Sembilan Gili Genting. Pantai yang terletak di
Desa Bringsang ini awalnya dinamakan pantai Bringsang. Namun saat dilihat dari
udara, bentuk pantai ini menyerupai angka sembilan. Sehingga pantai ini lebih
populer dengan sebutan pantai Sembilan.
Karena masih pagi, pantai ini cukup sepi, sehingga Travelista
bisa puas foto - foto di beberapa spot yang memang instagramable tanpa harus
antri atau fotonya “bocor” karena banyak penghalang angle camera. Hehehe…
Tak hanya sekedar pantai, di Gili Genting Sobat Piknik
juga dapat menginap beberapa cottage yang ada di pulau ini. Pasti sebuah hal
yang menarik untuk Sobat Piknik coba jika memiliki waktu luang menjelajahi
destinasi bahari di Kabupaten Sumenep ini.
Setelah puas berfoto sambil guling – guling di Gili
Genting, pelayaran Travelista teruskan menuju Gili Labak. Waktu tempuh dari
Gili Genting ke Gili Labak adalah sekitar 60 menit.
Sejauh mata memandang
hamparan laut biru memepesona yang dapat Sobat Piknik nikmati sepanjang pelayaran.
Sesekali Sobat Piknik melihat badik nelayan yang terombang di tengah lautan
atau beraktifitas di jaring apung, juga kawanan burung yang berterbangan di
atas lautan.
Tak terasa hampir 1 jam Travelista terkesima dengan
pemandangan sepanjang pelayaran. Akhirnya Travelista berlabuh di pantai Gili
Labak. Gili Labak adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah tenggara pulau Madura. Secara administratif, pulau ini termasuk ke dalam wilayah
kecamatan Talango, kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Ibukota kecamatannya sendiri
berada di pulau Madura.
Gili Labak memiliki luas sekitar 5 hektar. Pulau yang dihuni
oleh suku Madura ini dapat Sobat Piknik kelilingi dengan berjalan kaki sekitar
30 menit. Pantai berpasir putih, bertekstur lembut yang berpadu dengan
beningnya air laut seakan menyambut Sobat Piknik yang berkunjung ke sini.
Cuaca panas khas daerah tropis membuat keringat mengucur
deras. Namun kesejukan pandangan ke arah laut pulau yang mempesona ini akan membuat
rasa panas itu sirna. Apalagi setelah melihat postingan di blog ini ! Hehehe…
Setelah puas mengelilingi pulau, hunting foto, berteduh
di bawah rimbun pohon kelapa di tengah pulau. Maka snorkling adalah hal yang
ditunggu - tunggu oleh Trevelista dan Sobat Piknik lainnya.
Dan tentu sebelum
kegiatan snorkling dimulai, sesi pengarahan dari penyelenggara open trip
tentang bagaimana cara menggunakan snorkle, teknik mengapung, area mana saja
yang boleh diselami, larangan menginjak atau menyentuh terumbu karang agar
kelestariannya tetap terjaga dan yang paling penting adalah dilarang makan dan
minum di saat menyelam !!! Hehehe…
Spot snorkling nya tidak terlalu jauh dari pantai Gili
Labak. Spot snorklingnya cukup menarik karena menyuguhkan pemandangan di tepi
palung. Dan ada hal yang paling unik saat Sobat Piknik melakukan snorkling di
sekitaran selat Madura. Yaitu rasa air lautnya lebih asin dari biasanya.
Kebetulan Travelista adalah peserta pertama yang terjun ke
laut. Pas Travelista nyemplung. Tidak
sengaja snorkle nya terlepas sehingga mata Travelista menjadi perih.
Dan ditambah
lagi air laut yang tidak sengaja terminum membuat lidah melet – melet. Awalnya Trevelista ditertawakan oleh Sobat Piknik
lainnya karena Trevlista bilang “air
lautnya asin !!!”. “Bisa kena darah
tinggi nih kalau terlalu sering meminumnya” !!!
Tapi saat Sobat Piknik terjun dan mengalami seperti Trevelista
tadi. Mereka pun berkata hal yang sama ! "Iya, airnya asin banget !" Travelista ngomong bener kok
dikira bercanda. Hehehe…
Sudah sejak jaman nenek moyang, pulau Madura memang
dijuluki sebagai pulau garam. Berdasarkan riset kementrian kelautan dan perikanan menyatakan bahwa kadar garam pulau Madura mencapai 95,4 %. Tuh, masih
ga percaya kalau Trevlista bilang “air
lautnya asin !?”. Hehehe…
Makanya Sobat Piknik jangan heran jika berkunjung ke pulau
Madura banyak menemui tambak garam tradisional maupun yang dikelola secara
korporasi khusunya PT Garam (persero).
Hal yang unik yang dapat dilakukan saat snorkling di
Gili Labak adalah Sobat Piknik dapat memancing ikan dan biota laut lainnya
dengan cara menggengam roti saat pengambilan foto under water yang membuat
hasil fotonya menjadi lebih keren !
Setelah
sesi snorkling selesai, maka Travelista dan Sobat Piknik yang lain kembali ke
Gili Labak untuk mengambil barang bawaan, bersih – bersih, kembali ke Pulau
Madura dan pulang ke Surabaya. Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di
piknik selanjutnya...
Pesan moral :
Garam adalah salah satu dari sembilan bahan pokok. Meskipun
dipakainya hanya sedikit, tetapi garam adalah unsur penting dalam setiap
masakan. Sehingga muncul pepatah bagai sayur tanpa garam atau bagai sayur
kurang garam. Dari pepatah tersebut menyiratkan betapa pentingnya fungsi garam
dalam kehidupan. Namun sebuah ironi jika negeri dengan garis pantai terpanjang
di dunia ini pernah mengalami kekurangan garam sehingga harus melakukan impor
garam. Travelista hanya berharap kepada semua Pihak terkait agar Kita semua
dapat memanfaatkan semua potensi yang ada agar Bangsa ini tidak lagi kekurangan
garam yang berkualitas.
Komentar
Posting Komentar