Kali ini Travelista ditugaskan untuk mengunjungi cabang
Palu. Saat Travelista ditugaskan ke cabang ini, yang pertama ada di dalam
bayangan adalah gempa tsunami ! Pasti mengerikan ! Soalnya baru beberapa bulan
yang lalu, kota Palu diterpa gempa dan tsunami.
Media cetak, eletronik dan sosial baru saja reda mengulas tentang
bencana di tanah gempa. Tapi ya namanya tugas, Travelista tak bisa mengelak !
Bismillah saja ! Walau dalam hati ngeri – ngeri sedap ! Hehehe…
Setelah menempuh perjalanan via udara. Akhirnya Travelista tiba di kota yang masih dirundung duka. Dari udara terlihat beberapa titik pemukiman yang rata dengan tanah. Di beberapa titik tembok bandara pun terlihat retak. Wah ! Aman ga nih selama di Palu ?! Hehehe..
Setelah menempuh perjalanan via udara. Akhirnya Travelista tiba di kota yang masih dirundung duka. Dari udara terlihat beberapa titik pemukiman yang rata dengan tanah. Di beberapa titik tembok bandara pun terlihat retak. Wah ! Aman ga nih selama di Palu ?! Hehehe..
Menuju pusat kota ke arah kantor, terlihat beberapa rumah,
bangunan dan pusat perbelanjaan yang roboh atau masih terbengkalai karena dijarah.
Hampir semua hotel populer di kota ini juga hancur. Dan dinas kali ini
Travelista putuskan untuk menginap di kantor cabang saja.
Sebenarnya
kota Palu adalah kota yang unik, karena memiliki kombinasi lima bentang alam
yaitu pegunungan, lembah, sungai, lautan dan teluk. Kondisi alam yang jarang
ditemukan di kota lain di Indonesia.
Sewaktu
Travelista di kota ini, gempa terjadi hampir setiap dini hari ! Awalnya takut,
tapi karena mata sudah ngantuk, ya getaranya tidak Travelista rasa. Paling
paginya Travelista pantau di situs BMKG. Dan ternyata gempa yang semalam terjadi lumayan
juga ! Kisaran 4 skala richter. Kalau dalam kondisi berdiri pasti sempoyongan !
Untung Travelista tertidur pulas di kasur pegas. Jadi suspensi pegas nya menahan
getaran gempa sehingga tidur Travelista tidak terjaga. Hehehe…
Sebenarnya
gempa bagi Masyarakat Palu bukanlah yang aneh. Karena menilik dari nama kota
Palu sendiri adalah Topalu'e yang artinya tanah yang terangkat. Kota Palu
awalnya adalah lautan, tapi karena pergeseran lempeng bumi, lautan tersebut
terangkat dan membentuk daratan lembah yang sekarang menjadi Kota Palu.
Ada satu
hal yang membuat Travelista aneh selama di kota ini. Kota Palu dikelilingi oleh
pegunungan, tapi udara di sini terasa panas ?! Beda sekali dengan beberapa kota
pegunungan yang pernah Travelista kunjungi. Apa mungkin dekat dengan garis khatulistiwa
??? #sebuahtekateki.
Tak terasa beberapa hari sudah, Travelista bekerja di kota
ini. Sebelum pulang, Travelista sempatkan untuk mengunjungi beberapa daerah
yang mengalami kerusakan parah saat terjadinya gempa tsunami beberapa bulan
yang lalu. Niat awalnya sih, mau mengunjungi beberapa tempat wisata dan kuliner
di kota ini. Tapi apa daya, semua sudah luluh lantah.
Setelah mengelilingi beberapa sudut kota, akhirnya Travelista
singgah di pantai Talise. Satu tempat terparah yang tersapu gelombang tsunami.
Sebenarnya ini adalah pusat keramaian andalan di kota Palu, tapi kini hampir
semua bangunan hancur tak tersisa.
Ada hal menarik di sini, dari semua bangunan yang ada di bibir
pantai, ada satu bangunan masih kokoh berdiri yaitu Masjid Apung Arqam Bab Al
Rahman. Secara keseluruhan Masjid ini tidak mengalami kerusakan yang berarti.
Hanya saja semua tiang penyangga runtuh sehingga Masjid ini tercebur ke laut.
Setelah menyusuri jalan sepanjang pantai Talise,
perjalanan Travelista lanjutkan menuju Taman
Edukasi Perdamaian Nosarara Nosabatutu. Di sini Sobat Piknik dapat melihat
gong, tugu perdamaian dan memandang teluk Palu dari ketinggian.
Taman di atas
bukit ini diresmikan pada tanggal 11 Maret 2014 oleh Brigadir Dewa Made Parsana
Kapolda Sulawesi Tengah yang menjabat pada periode 2011 - 2013. Untuk menikmati
itu semua, Sobat Piknik hanya dikenakan biaya donasi Rp 10.000 perorang.
Oya Sobat
Piknik, sejarah dibuatnya Taman Perdamaian Nosarara Nosabatutu adalah issue
konflik antar agama yang terjadi di sekitar kota Palu seperti Poso dan Sigi.
Hal tersebut yang mengilhami Kapolda Sulawesi Tengah periode 2011 – 2013, Dewa
Made Parsana membangun Taman Perdamaian Nosarara Nosabatutu dengan simbol -
simbol perdamaian dengan tujuan untuk menghentikan konflik di berbagai daerah
di Sulawesi Tengah ini.
Arti kata
Nosarara Nosabatutu dalam bahasa kaili adalah bersaudara dan bersatu. Dengan
pemberian nama tersebut diharapkan taman ini dapat mengispirasi semua pihak
agar terus menjaga perdamaian di kota ini.
Selain tugu perdamaian yang menjadi icon di taman ini. Terdapat
juga gong perdamaian yang terdiri dari 3
bagian lingkaran di mana lingkaran terbesar terdapat logo Kota dan Kabupaten
yang ada di Indonesia.
Pada lingkaran tengah terdapat logo Provinsi dan simbol agama
yang ada di Indonesia. Serta pada lingkaran kecil yang menonjol keluar terdapat
peta kepulauan Indonesia.
Nah, selesai
sudah piknik di tanah gempa. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...
Pesan moral :
- Hidup di lingkar cincin api adalah sebuah keniscayaan. Namun bagi Bangsa Indonesia, alam adalah bagian dari kehidupan. Bukan ancaman ! Terlebih bagi Masyarakat Palu yang sudah terbiasa dengan gempa. Kita berharap Masyarakat kota Palu dapat segera bangkit dan membangun kehidupan baru di tanah Palu. Seperti Masyarakat Banda Aceh, Jogja dan Lombok yang sedang berbenah #PALUKUAT #PALUBANGKIT
- Tugu dan gong perdamaian bukan sekedar benda biasa, tapi merupakan simbol dan motivasi bagi kita semua untuk menjaga persatuan dan mempererat persaudaraan yang sempat terputus di wilayah Palu dan sekitarnya.
Tulisannya sangat menarik untuk dibaca... Semoga selalu sukses dalam membuat tulisan2 seperti ini.
BalasHapus#Sukses yaa (hehehehe)