Sepulang
tugas dari luar kota, Travelista dapat info dari salah satu Sobat Piknik yang
berencana piknik ke Dieng. Belum lepas rasa lelah bertugas, Travelista langsung
antusias untuk ikut dalam piknik kali ini. Dieng ! Sebuah cita – cita piknik
Travelista yang pernah batal karena pada saat mendekati hari H, Travelista sakit
;-(
Mendengar nama Dieng, Travelista berujar dalam hati. “Travelista harus ke sana sekarang !” Alasan pertama adalah hampir ga mungkin Travelista piknik gratis ke Dieng sambil menjalankan tugas luar kota ! Mana ada perusahaan yang buka cabang di Dieng ! Kedua, Travelista penasaran dengan berita turunnya salju di Dieng. Jadi, Travelista WAJIB ke sana sekarang mumpung ada momentum !
Selepas pulang kerja, Travelista dan Sobat Piknik langsung bergegas untuk menuju meeting point yang telah disepakati. Perjalanan dari meeting point ke Dieng hampir 10 jam ! Pergi diiringi rembulan datang disambut mentari ! Sebuah perjalanan dengan mobil terlama dan terjauh bagi Travelista. Hehehe...
Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya Travelista dan Sobat Piknik sampai di Negeri si Rambut Gimbal. Welcome to Dieng !
Mendengar nama Dieng, Travelista berujar dalam hati. “Travelista harus ke sana sekarang !” Alasan pertama adalah hampir ga mungkin Travelista piknik gratis ke Dieng sambil menjalankan tugas luar kota ! Mana ada perusahaan yang buka cabang di Dieng ! Kedua, Travelista penasaran dengan berita turunnya salju di Dieng. Jadi, Travelista WAJIB ke sana sekarang mumpung ada momentum !
Selepas pulang kerja, Travelista dan Sobat Piknik langsung bergegas untuk menuju meeting point yang telah disepakati. Perjalanan dari meeting point ke Dieng hampir 10 jam ! Pergi diiringi rembulan datang disambut mentari ! Sebuah perjalanan dengan mobil terlama dan terjauh bagi Travelista. Hehehe...
Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya Travelista dan Sobat Piknik sampai di Negeri si Rambut Gimbal. Welcome to Dieng !
Oya Sobat Piknik, untuk masuk ke kawasan wisata Dieng
ini dikenakan tiket masuk Rp 10.000 perorang. Dengan tiket
tersebut Sobat Piknik bebas biaya masuk untuk spot wisata gardu pandang
Setieng, Tuk Bima Lukar (mata air sungai Serayu), kawasan Dieng Plateau dan
Dieng Plateau Theater.
Dataran tinggi Dieng sendiri dibagi menjadi 2 desa
yaitu desa Dieng Wetan masuk wilayah kabupaten Wonosobo dan desa Dieng Kulon masuk
wilayah kabupaten Banjarnegara. Terletak di sebelah barat laut gunung Sindoro
(3.150 mdpl), dihimpit oleh gunung Pakuwojo (2.595 mdpl), gunung Sikunir (2.463
mdpl) dan gunung Prau (2.565 mdpl). Hmmm… Pantesan dingin banget !
Satu hal yang membuat surprise adalah saat Travelista
tau kalau Sobat Piknik telah bookingkan homestay di desa tertinggi di pulau
Jawa ! Sembungan negeri di atas awan. Wah… Amazing banget ! Dan pastinya
bakalan kena iritasi kulit karena udara dingin seperti yang pernah Travelista
alami saat piknik ke desa Ranu Pani di kawasan gunung Semeru.
Terdapat dua versi mengenai asal usul nama desa yang
terletak di 2.306 mdpl ini. Pertama berasal dari nama tanaman sembung dan yang
kedua berkaitan dengan Jaka Sembung. Apapun versinya, yang pasti nanti malam dingin bingitz… Hehehe…
Untuk memasuki desa Sembungan, Sobat Piknik akan dikenakan
tiket masuk Rp 10.000 perorang. Sebenarnya tiket tersebut merupakan tiket untuk
wisata sunrise gunung Sikunir. Bagi Sobat Piknik yang metenap di homestay yang
ada di desa Sembungan, tiket tersebut harus disimpan baik – baik ! Karena setiap
keluar masuk desa ini akan selalu dilakukan pemeriksaan tiket.
Selain gunung Sikunir, Sobat Piknik dapat mengujungi beberapa
tempat wisata yang ada di desa ini yaitu telaga Cebong dan curug Sikarim, tapi
sayang saat Travelista hendak berkunjung ke curug Sikarim, menurut informasi
dari pemilik homestay bahwa air curug sedang kering karena kemarau panjang.
Hmmm…
Setelah makan siang dan beristirahat sejenak di homestay.
Travelista bergegas menuju Dieng Plateau Theater untuk menyaksikan film dokumenter
tentang kawasan gugusan gunung api Dieng. Untuk menyaksikan film dengan durasi
sekitar 15 menit ini, Sobat Piknik tidak dikenakan biaya karena sudah include
biaya tiket masuk saat Sobat Piknik tiba di kawasan wisata Dieng tadi. Hmmm…
bagus !
Film dokumenter yang tadi Travelista saksikan adalah ensiklopedia tambahan tentang dataran tinggi Dieng yang sebelumnya telah Travelista ketahui dari buku RPUL yang pernah Travelista baca saat SD dulu. Hmmm… Lawas banget kan ?! Anak jaman sekarang mah udah ga kenal tuh RPUL ! Semua serba praktis dengan Google. Yang penting ada kuota data atau jaringan wifinya. Hehehe…
Film dokumenter yang tadi Travelista saksikan adalah ensiklopedia tambahan tentang dataran tinggi Dieng yang sebelumnya telah Travelista ketahui dari buku RPUL yang pernah Travelista baca saat SD dulu. Hmmm… Lawas banget kan ?! Anak jaman sekarang mah udah ga kenal tuh RPUL ! Semua serba praktis dengan Google. Yang penting ada kuota data atau jaringan wifinya. Hehehe…
Di kawasan ini, Sobat Piknik juga dapat mencoba beberapa
wahana yang dapat memacu adrenalin seperti sepeda terbang yang dikenakan tarif
Rp 25.000 dan flying fox yang dikenakan tarif Rp 35.000. Silahkan di coba yah
Sobat Piknik…!
Beranjak ke sebuah bukit yang ada di belakang Dieng Plateu
Theater. Sobat Piknik dapat mengunjungi spot Batu Pandang. Untuk masuk kawasan
ini, Sobat Piknik akan dikenakan biaya masuk Rp 10.000 perorang. Tadinya mau
mundur ! Masa bayar mulu ?! Tapi, karena sudah kepalang tanggung jauh – jauh ke
sini. Ya, sudahlah apa boleh buat !
Menapaki jalan yang sedikit mananjak di antara bongkahan batu
besar, merupakan hal menarik bagi Sobat Piknik yang punya hobby hiking. Yang hobby
photography ? juga oke. Yang Punya hobby selfie juga boleh. Hehehe…
Terdapat beberapa spot view seperti tangga yang bertuliskan
pesona dieng, jembatan merah putih dan spot view lainnya yang mengarah ke
telaga Warna dan telaga Pengilon yang terletak bersebelahan. Tapi sayang,
setiap untuk melihat ataupun berfoto spot view tersebut Sobat Piknik dikenakan
biaya Rp 5.000 perorang. Ga tua, ga muda, ga anak – anak. Semua harus bayar !
Hmmm… Sayang banget kalo gini mah ! Ya, sudah skip – skip sajalah, cari celah
pandang gratisan untuk memandang telaga Warna dan telaga Pengilon dari
ketinggian.
Selesai sudah berkunjung ke bukit Pandang, tujuan selanjutnya
di hari ini adalah ke kawah Sikidang. Kawah ini terkenal
karena semburan gas yang keluar selalu berpindah - pindah. Kawah Sikidang
buka setiap hari dari jam 07.00 - 16.00 WIB. Untuk masuk kawasan ini Sobat
Piknik akan dikenakan tiket masuk Rp 15.000 perorang include tiket masuk
komplek candi Arjuna.
Memasuki kawasan wisata kawah Sikidang, bau khas belerang terasa begitu menyengat.
Tapi itu hanya awalnya saja. Lama – lama juga akan terbiasa dengan aroma tersebut.
Apalagi sudah berpose narsis di setiap spot yang instagramable. Hehehe…
Oya Sobat Piknik, di kawah inilah legenda pangeran Kidang (Kijang) dan
si anak berambut gimbal berasal. Dikisahkan pada jaman dahulu kala di dataran
tinggi Dieng tinggal seorang putri cantik jelita bernama Shinta Dewi.
Berita tentang kecantikannya tersebar luas hingga ke berbagai penjuru
daerah, sehingga membuat banyak pangeran berminat meminangnya untuk dijadikan
istri. Namun, tidak satupun yang berhasil memikat hati sang putri yang meminta mahar
dalam jumlah yang sangat besar.
Namun pada suatu hari ada seorang pangeran yang bernama Kidang Garungan
menyanggupi persyaratan yang diberikan sang putri. Namun walaupun kaya raya,
wujud sang pangeran tersebut sesuai dengan namanya. Bertubuh manusia namun
berkepala kijang.
Sang
pangeran Kidang pun mengirim utusannya untuk menyampaikan pinangannya kepada
putri Shinta Dewi. Untuk memikat hati sang putri yang cantik jelita, Pangeran
Kidang mengiming - imingi mahar dalam jumlah yang sangat besar.
Putri
Shinta Dewi pun luluh dan menerima pinangan sang pangeran. Dalam benak sang
putri, pastilah pangeran kaya raya tersebut seorang yang gagah rupawan. Namun
ketika melihat wujud sang pangeran Kidang Garungan, putri Shinta Dewi sangat
terkejut ! Rupa sang pangeran tidak sesuai angannya. Sang putri pun kalang
kabut karena telah menerima pinangan sang pangeran.
Sang
putri meminta sebuah syarat tambahan kapada pangeran Kidang Garungan untuk dibuatkan
sumur besar dan dalam untuk rakyatnya yang sedang kesulitan air dalam waktu
satu malam sebagai tipu muslihat. sang pangeran pun menyanggupi hal tersebut.
Dengan
kesaktian sang pangeran, sumur yang disyaratkan hampir selesai digali.
Mengetahui hal tersebut sang putri memerintahkan rakyatnya untuk menimbun hidup
- hidup sang pangeran saat menggali di dasar sumur.
Sang pangeran Kidang Garungan akhirnya terkubur hidup - hidup di dasar sumur yang digalinya sendiri. Sang pangeran Kidang pun murka ! Amarahnya membuat timbunan tanah di dalam sumur meledak dan berubah menjadi kawah panas. Sebelum menemui ajalnya, sang pangeran Kidang bersumpah bahwa seluruh keturunan putri Shinta Dewi akan berambut gembel (gimbal).
Sang pangeran Kidang Garungan akhirnya terkubur hidup - hidup di dasar sumur yang digalinya sendiri. Sang pangeran Kidang pun murka ! Amarahnya membuat timbunan tanah di dalam sumur meledak dan berubah menjadi kawah panas. Sebelum menemui ajalnya, sang pangeran Kidang bersumpah bahwa seluruh keturunan putri Shinta Dewi akan berambut gembel (gimbal).
Dari
legenda tersebutlah kisah tentang si anak berambut gimbal ada di dataran tinggi
Dieng. Si anak berambut gimbal ini pun menjadi anak yang istimewa karena
menurut kearifan lokal setempat, rambutnya belum boleh dipotong sebelum si anak
memintanya. Dan ritual pemotongan rambut gimbal dari legenda kawah Sikidang ini
pun rutin diselenggarakan setiap tahun di komplek candi Arjuna.
Wah,
keren yah Sobat Piknik ! Sebuah legenda dan kearifan lokal yang tetap lestari
hingga hari ini. Ya, pokoknya segeralah piknik ke Dieng ! Hehehe…
Banyak
aktivitas yang dapat Sobat Piknik lakukan di kawasan kawah Sikidang ini.
Seperti photo hunting di setiap spot yang terlihat istimewa di lensa kamera.
Bagi Sobat Piknik yang punya jiwa peneliti, juga dapat mempelajari aneka jenis
batuan yang terhampar di kawasan ini. Bagi Sobat Piknik yang punya jiwa selfie,
silahkan selfie sampe guling – gulingan ke kawah panas. Bagi Sobat Piknik yang
punya jiwa bisnis, silahkan buka photo booth dengan tarif sekali foto Rp 5.000
perorang. Atau jualan telur rebus di kawah Sikidang. Hehehe…
Puas sudah
mejelajahi Dieng di hari pertama ini, sekarang waktunya kembali ke homestay
untuk beristirahat dan merasakan dinginnya malam di desa Sembungan.
Malam
telah tiba, berjalan di lantai homestay seperti berjalan di atas balok es.
Kalau air di bak ? Jangan ditanya lagi ! Udara di luar kamar terasa dingin
sekali, saat melihat aplikasi thermometer yang Travelista diinstal di HP, suhu
menunjukan 7 ⁰ celcius ! Pantesan badan mengigil ! Dan pantesan di sini tak
tampak sekumpulan anak muda bermain gitar di malam hari selayaknya anak – anak
muda di desa atau kota lain ! Kebayang kan kalau mereka nyanyi dengan suara
mengigil ! Hehehe...
Walaupun
udara cukup ekstrim, Travelista beranikan diri keluar homestay, nongkrong di
kedai, minum jahe panas yang terasa dingin juga gorengan panas yang dingin. What the maksud ?! Ya, itu adalah
gambaran kondisi dinginyanya udara di desa Sembungan pada malam hari.
Hal yang
sayang untuk dilewatkan di desa ini adalah memandangi taburan bintang yang very
clear and very beautiful...! Tapi, Travelista ga kuat lama – lama karena dingin
bingitz ! Mending masuk kamar homestay untuk prepare hiking ke gunung Sikunir dini
hari nanti.
Komentar
Posting Komentar