Bagi Sobat Piknik yang sering ikut Car Free Day pasti
sudah tidak asing lagi dengan jalan MH Thamrin. Sebuah nama jalan protokol Ibukota
yang membentang dari bundaran HI sampai dengan bundaran air mancur di
kawasan Monas yang diapit oleh patung kuda Arjuna Wijaya dan patung MH Thamrin.
Hmmm... Jadi penasaran dengan tokoh yang dijadikan nama jalan tersebut !? Siapakah beliau ? Yang konon merupakan Pahlawan Nasional yang berasal dari tanah Betawi.
Mencoba untuk mencari informasi lebih banyak dari referensi internet. MH Thamrin adalah salah satu tokoh penting dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Hmmm... Makin ingin mengenal lebih dekat dengan tokoh yang satu ini !
Let’s go...! Kita susuri jejak Muhammad Husni Thamrin dengan menapaktilasi perjalanan hidup sang diplomat ulung yang pernah Indonesia miliki di sebuah museum yang terletak di gang Kenari 2 kawasan Senen Jakarta Pusat.
Untuk menuju museum ini, Sobat Piknik dapat naik busway rute 5 Ancol – Kampung Melayu, rute 5C Harmoni - PGC, rute 5D Ancol - PGC, rute 5E Ancol – Kampung Rambutan, rute B22 Bekasi – Pasar Baru, turun di halte salemba UI dilanjutkan jalan kaki sekitar 600 meter menyusuri kawasan padat penduduk di gang kenari 2.
Sesampainya halaman museum, Sobat Piknik akan disambut oleh patung Muhammad Husni Thamrin bercat emas. Di balik patung ini terdapat kutipan MH Thamrin yang patut untuk kita teladani dalam melakukan sebuah perjuangan yaitu “memilih djalan jang sesoeai dengan perasaan ra'jat, akan membikin ia bekerdja bersama - sama dengan gembira oentoek kesentaoesaan noesa dan bangsa". #patutditiru.
Hmmm... Jadi penasaran dengan tokoh yang dijadikan nama jalan tersebut !? Siapakah beliau ? Yang konon merupakan Pahlawan Nasional yang berasal dari tanah Betawi.
Mencoba untuk mencari informasi lebih banyak dari referensi internet. MH Thamrin adalah salah satu tokoh penting dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Hmmm... Makin ingin mengenal lebih dekat dengan tokoh yang satu ini !
Let’s go...! Kita susuri jejak Muhammad Husni Thamrin dengan menapaktilasi perjalanan hidup sang diplomat ulung yang pernah Indonesia miliki di sebuah museum yang terletak di gang Kenari 2 kawasan Senen Jakarta Pusat.
Untuk menuju museum ini, Sobat Piknik dapat naik busway rute 5 Ancol – Kampung Melayu, rute 5C Harmoni - PGC, rute 5D Ancol - PGC, rute 5E Ancol – Kampung Rambutan, rute B22 Bekasi – Pasar Baru, turun di halte salemba UI dilanjutkan jalan kaki sekitar 600 meter menyusuri kawasan padat penduduk di gang kenari 2.
Sesampainya halaman museum, Sobat Piknik akan disambut oleh patung Muhammad Husni Thamrin bercat emas. Di balik patung ini terdapat kutipan MH Thamrin yang patut untuk kita teladani dalam melakukan sebuah perjuangan yaitu “memilih djalan jang sesoeai dengan perasaan ra'jat, akan membikin ia bekerdja bersama - sama dengan gembira oentoek kesentaoesaan noesa dan bangsa". #patutditiru.
Dulunya gedung ini merupakan tempat pemotongan hewan
dan tempat menimbun buah – buahan dari australia milik Meneer Haas dan dibeli
oleh MH Thamrin pada tanggal 12 maret 1927. Gedung ini sering dijadikan tempat
pertemuan pergerakan kemerdekaan seperti perumusan konsep sumpah pemuda dan
pertemuan - pertemuan penting lainnya.
Gedung ini juga pernah digunakan sebagai perguruan
rakyat yang menghadirkan tokoh - tokoh besar seperti Ki Hajar Dewantoro, Dr
Sarjito, Haji Agus Salim, Ismail Marzuki, WR Supratman dan lain sebagainya.
Begitu pentingnya peranan gedung milik MH
Thamrin ini, maka gedung ini dihibahkan oleh alhi waris MH Thamrin kepada Pemda
DKI dan diresmikan menjadi museum MH Thamrin pada tanggal 16 februari 1987 oleh
Gubernur DKI Jakarta R Suprapto.
Museum HM Thamrin buka setiap hari selasa sampai minggu
dari jam 09.00 – 16.00 WIB. Untuk masuk ke dalam, Sobat Piknik akan dikenakan
biaya 5.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 untuk anak – anak.
Tepat di depan pintu masuk, Sobat Piknik akan disambut
oleh sepasang maneken berbusana adat betawi yang mewakili suku dari MH Thamrin.
Di kubikal ini terdapat diorama suasana sebelum kongres rakyat pertama pada
tahun 1935 di gedung yang sekarang dijadikan museum MH Thamrin ini.
Beranjak ke sisi kiri museum, Sobat Piknik akan
menjumpai meja rias, almari milik istri
MH Thamrin dan radio Philip milik MH Thamrin yang digunakan untuk mendapatkan
segala informasi kondisi yang terjadi di dalam dan luar negeri. Sepeda ontel
yang digunakan MH Thamrin menjalankan berbagai aktifitas termasuk untuk melihat
langsung keadaan rakyat untuk disampaikan dalam sidang gementee raad atau volksraad.
Di sini juga terdapat satu set meja kursi yang biasa
dipakai oleh MH Thamrin untuk menjamu tamu yang berkunjung untuk membahas
berbagai dinamika di kala itu. Di sini juga terdapat blangkon yang pernah
digunakan MH Thamrin pada saat menghadiri pertemuan kongres kedua PPPKI di
Surakarta pada tahun 1939, piring keramik sumbangan Deetje Djuabida putri MH
Thamrin.
Masih di koridor yang sama, terdapat beberapa foto
tokoh betawi yang ikut andil dalam perjuangan kemerdekaan dan tatanan politik
nasional seperti Ismail Marzuki sastrawan kelahiran Kwitang, Entong
Gendut jagoan Condet, Haji Noer Ali ulama dan pemimpin laskar pejuang Bekasi,
Komodor Abdul Rahman Saleh yang namanya diabadikan menjadi bandara kota Malang
hingga Imam Syafei atau bang Pi'i pentolan preman Pasar Senen yang diangkat
menjadi Menteri keamanan rakyat dalam kabinet Dwikora masa pemerintahan
Presiden Soekarno.
Di samping jajaran foto tokoh betawi tersebut terdapat
diorama MH Thamrin ketika berpidato di sidang gementee raad atau Dewan Kota Praja Batavia. Dikisahkan dalam sidang tersebut MH Thamrin mendesak Pemerintah Kota
Praja Batavia memperhatikan nasib kaum pribumi dengan program perbaikan kampung
dan penyediaan air bersih. Hingga pada akhirnya Pemerintah Kota Praja Batavia
membanguan pusat penjernihan air minum Pedjompongan yang merupakan cikal bakal
PD PAM Jaya yang kini terbagi menjadi PT Palyja dan PT Aetra.
Di museum MH Thamrin terdapat ruang audio visual yang
memajang perangkat kesenian betawi yaitu gambang kromong. Juga terdapat replika
teras rumah adat betawi yang dapat Sobat Piknik gunakan sebagai background berfoto.
Terdapat pula diorama saat MH Thamrin terbaring sakit di
kediamannya di jalan Sawah Besar pada tanggal 6 januari 1941. Beliau digeledah
oleh polisi pemerintah kolonial belanda sekitar pukul 02.30 dini hari untuk
mencari dokumen - dokumen penting. Kemudian Beliau wafat setelah 5 hari
menjalani tahanan rumah.
Oya Sobat Piknik, gedung ini juga memiliki peranan
penting dalam lahirnya konsep lagu kebangsaan Indonesia raya yang selalu
diperdengarkan oleh WR Supratman dalam setiap pertemuan yang digelar di gedung
ini sebelum diperdengarkan kepada masyarakat luas. Hal tersebut dapat Sobat Piknik
lihat dari replika biola WR Supratman yang dipajang di museum ini.
Di museum ini juga terdapat replika kereta jenazah yang
dulu digunakan untuk mengantar jenazah MH Thamrin dari kediamannya di Jalan
Sawah Besar menuju TPU Karet Bivak pada tanggal 11 januari 1941.
Untuk mengenang jasa - jasa Putra Betawi yang lahir di Sawah
Besar ini. Maka pada tanggal 28 juli 1960, melalui Kepres no 175 yang
ditandatangani oleh Presiden Soekarno, MH Thamrin diangkat menjadi Pahlawan Nasional.
Selesai sudah
upaya untuk mengenal lebih dekat Muhammad Husni Thamrin. Sampai jumpa di piknik
selanjutnya...
Pesan moral :
- Hal yang patut diteladani dari MH Thamrin adalah jiwa kepemimpinan yang merakyat dan semua dilakukan untuk kepentingan rakyat bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan.
- MH Thamrin adalah tokoh pejuang cerdas. Beliau berjuang dengan cara kooperatif dan diplomasi dengan cara menjadi bagian dari anggota gementee raad atau volksraad. Dari dalam Beliau berjuang untuk sebuah kebijakan bagi rakyat yang sedang menunggu di luar gedung sidang.
- Museum MH Thamrin yang terletak di tengah pemukiman padat penduduk menyimpan nilai - nilai perjuangan MH Thamrin dan bangsa ini. Tapi sayangnya design dan layout museum saat ini statis dan terlalu sederhana sehingga membuat kesan kurang menarik dikunjungi oleh anak – anak muda jaman sekarang. Semoga pengelola museum dapat mengkaji layout saat ini agar lebih menarik minat anak - anak muda untuk berkunjung ke Museum MH Thamrin tanpa mengurangi ruh perjuangannya di masa lalu. #Ayokemuseum
Komentar
Posting Komentar