Langsung ke konten utama

Napak Tilas Pertempuran 10 November

Tuntas sudah berziarah ke Makan Sunan Ampel. Perjalanan Travelista teruskan mengunjungi landmark kota Surabaya yaitu Tugu Pahlawan yang terletak di jalan Tembaan, dekat kantor gubernur Jawa Timur.

Tugu berbentuk lingga atau paku terbalik ini dibangun untuk menghormati para pahlawan yang gugur dalam pertempuran melawan NICA pada 10 November 1945. Tugu setinggi 41,15 meter ini diresmikan oleh presiden Soekarno.

Di sekeliling Tugu Pahlawan terdapat patung - patung pahlawan yang terlibat pada pertempuran 10 November 1945, alutsista yang digunakan pada periode tersebut dan makam pahlawan yang tidak dikenal. 

Setelah asik menikmati koleksi yang ada di taman Tugu Pahlawan. Travelista berjalan menuju museum 10 November yang terletak di sudut kawasan ini. 

Tepat di depan museum, terdapat mobil milik Bung Tomo merk Opel Kapitan buatan Jerman tahun 1956.

Untuk memasuki Museum 10 November, Sobat Piknik akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp 5.000. Sedangkan untuk anak TK dan SD tidak dikenakan biaya.

Setelah melewati loket masuk, Sobat Piknik akan turun ke bawah dengan menggunakan eskalator. Di ruangan ini terdapat relief tembaga yang menceritakan peristiwa pertempuran 10 November 1945 dan pajangan foto kota Surabaya tempo dulu.


Di ruang utama Museum Tugu Pahlawan terdapat patung yang menceritakan gigihnya semangat para pejuang saat di medan perang lengkap dengan kutipan pidato pemimpin perang kemerdekaan yang membakar semangat untuk mengusir penjajah.

Di sini juga terdapat patung peraga yang mengambarkan antusiasme warga di kota Surabaya pada saat mendengarkan siaran radio pidato Bung Tomo yang membakar semangat arek - arek Surabaya untuk melawan tentara sekutu. Isi pidatonya sendiri adalah sebagai berikut : 

"Dan kita yakin Saudara - Saudara. Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita. Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara - saudara. Tuhan akan melindungi kita sekalian. "Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Merdeka !" 

Itulah isi pidato dari Bung Tomo yang membakar semangat para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan negara kita tercinta.

Selain berisi patung, di ruang utama museum juga memajang memorabilia pertempuran 10 november seperti replika seragam tentara BKR, foto, diorama dan peta evakuasi korban perang. 

Selain itu, di ruang pamer ini terdapat mini bioskop yang memutar film pertempuran 10 november yang dapat Sobat Piknik saksikan setiap akhir pekan serta hari libur nasional.

Naik ke lantai 2, Sobat Piknik dapat menikmati koleksi berbagai senjata pada masa perjuangan mulai dari senjata tradisional seperti bambu runcing, ketapel, keris, samurai hingga pistol dan senjata laras panjang hasil rampasan rampasan arek – arek Surabaya dari tentara sekutu.

Selain senjata, di ruang pamer lantai 2 ini. Sobat Piknik dapat melihat replika selebaran yang berisi ulitimatum tentara sekutu agar arek - arek Surabaya menyerahkan diri dan tidak melakukan perlawanan. 

Juga terdapat beberapa lukisan yang menggambarkan peristiwa sekitar 10 november 1945 seperti lukisan peristiwa perebutan markas Keinpethai oleh arek – arek Surabaya, kedatangan Ir Soekarno ke Surabaya untuk melakukan gencatan senjata dengan pihak sekutu.

Di sini juga, dapat Sobat Piknik nikmati beberapa koleksi yang foto yang merekam peristiwa – peristiwa penting seperti pertempuran di jalan Pahlawan, kapal perang Inggris yang menggempur kota Surabaya dari selat Madura, parade tank yang memasuki jembatan Merah dan masih banyak lagi koleksi foto yang dapat Sobat Piknik ketahui saat berkunjung nanti.

Oya, di ruang pamer lantai 2 juga terdapat diorama statis yang menggambarkan kegiatan dapur umum pada saat peperangan. Serta layar multimedia yang dapat Sobat Piknik nikmati dalam 6 bahasa pengantar. Hmmm… menarik bukan ?!


Kembali ke artikel sebelumnya : Berziarah ke Makam Sunan Ampel...

Selesai sudah piknik kali ini. Sampai jumpa di piknik selanjutnya…


Pesan moral :
Museum 10 November merupakan pengingat kita bahwa keyakinan dan keberanian adalah kunci utama menggapai cita - cita. Dengan bermodalkan bambu runcing dan senapan rampasan, arek – arek Surabaya berhasil mempertahankan kemerdekaan dari penjajah dan mewujudkan cita – cita rakyat Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat.

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Mengunjungi Etalase Budaya Lampung

Seminggu di kota Bandar Lampung. Diisi kesibukan dengan kerja, kerja dan kerja. Pulang kantor hanya diisi dengan cari kuliner malam ditemani driver ojek online dan nongkrong di tugu Adipura.  Kenapa nongkrong di situ ? Ya, karena kebetulan hotel tempat Travelista menginap ada di sekitar tugu tersebut. Hehehe... Seminggu sudah waktu berlalu, tiket balik ke Jakarta sudah dibooking dengan jadwal penerbangan sore hari. Masih ada sedikit waktu untuk mencari oleh – oleh khas Lampung dan berkunjung ke spot wisata di tengah kota agar tidak terlambat ke bandara.   Yuks, segera bergegas cari oleh - oleh khas. Kalau di Lampung, ya apalagi kalau bukan keripik pisang.  Salah satu sentra penjualan keripik pisang di kota Bandar Lampung terdapat di jalan Pagar Alam Kedaton. Di Sepanjang jalan ini, Sobat Piknik akan dengan mudah menemui kedai penjual keripik pisang yang sudah dibungkus maupun dalam keadaan curah.  Satu hal yang membuat asik belanja di sini adalah Sobat Piknik dapat mencicipi se

Melihat Miniatur Kalimantan Selatan di Dalam Sebuah Museum

Berkunjung ke museum sebelum melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya adalah hal yang bijak di tengah keterbatasan waktu sambil menunggu penerbangan. Di sela waktu tunggu kali ini Travelista sempatkan untuk mengunjungi museum Lambung Mangkurat yang terletak di jalan Ahmad Yani Kota Banjar Baru. Pertama kali didirikan pada tahun 1907 oleh pemerintahan hindia belanda untuk menyimpan temuan artefak purbakala di Kalimantan Selatan dengan nama museum Borneo namun fungsinya dihentikan saat tentara jepang mulai menduduki Kalimantan Selatan. Borneo museum in Bandjarmasin 1907 koleksi Tropen Museum Pada tanggal 22 Desember 1955 dengan koleksi barang - barang pribadi miliknya. Amir Hasan Kiai Bondan mencoba menghidupkan kembali museum Borneo yang diberi nama museum Kalimantan. Pada tahun 1967 bangunan museum dipugar dan diberi nama museum Banjar hingga dibangun gedung museum baru bergaya rumah Bubungan Tinggi modern yang diberi nama Lambung Mangkurat dan diresmikan kembali oleh Mendikbud D

Taman Satwa Anak Ragunan

Memanfaatkan waktu extra luang di masa pandemi, Travelista manfaatkan untuk piknik ke taman margasatwa Ragunan. Tujuannya bukan untuk keliling kebun binatang atau mengunjungi taman primata Schumutzer. Tujuan Travelista adalah mengunjungi Children Zoo yang ada di dalam taman margasatwa Ragunan. Tapi berhubung kali ini adalah masa perpanjangan PPKM yang kesekian kali. Maka untuk piknik ke taman margasatwa Ragunan, Sobat Piknik harus daftar online satu hari sebelum piknik di link yang ada pada situs www.ragunanzoo.jakarta.go.id tentu dengan kuota yang dibatasi. Sobat Piknik dapat mengisi form sesuai dengan data KTP yang didaftarkan dan satu form pendaftaran dapat berlaku untuk 5 orang. Nanti bukti pendaftaran tersebut dapat Sobat Piknik tunjukkan pada Petugas jaga di loket masuk. Tapi b erhubung Si buah hati sedang nginap di rumah neneknya. Maka piknik kali ini Travelista hanya berdua saja bersama mantan pacar. Hehehe… Children Zoo merupakan area yang design ramah anak dengan menampilkan