Langsung ke konten utama

Belajar dari Perjuangan Sampoerna

Cuaca sedikit mendung, tapi tidak mengurangi semangat Travelista untuk menghabiskan waktu libur saat bertugas di Sidoarjo. Tujuan piknik kali ini adalah ke museum rokok yang terletak di Surabaya. Ya, Museum Sampoerna atau yang lebih dikenal dengan nama House of Sampoerna.

Untuk mencapai House of Sampoerna dari Sidoarjo, kali ini Travelista mencoba untuk naik kereta lokal Bojonegoro yang melayani jurusan Bojonegoro - Surabaya - Sidoarjo. KRD ini berangkat dari stasiun Sidoarjo jam 10.00 WIB dan tiba di stasiun Surabaya (Pasar Turi) jam 11.00 WIB. 

Sebanarnya untuk menuju Surabaya dari Sidoarjo Sobat Piknik dapat juga menggunakan Kereta Komuter Surabaya (Semut) - Sidoarjo (Porong) atau biasa disebut komuter SUSI / Delta Ekspres / Komuter SuPor dengan tiket Rp 5.000. 

Tapi karena jam berangkat yang sesuai dengan waktu yang Travelista punya, maka Travelista pilih naik KRD Bojonegoro dengan tiket Rp 6.000. 

Waktu tempuh Sidoarjo – Pasar Turi sekitar 1 jam. Sepanjang perjalanan Sobat Piknik dapat menyaksikan pemandangan jalan protokol Kota Surabaya maupun pemukiman padat penduduk sepanjang rel kereta. 

Sebuah pemandangan khas yang hanya dapat ditemukan jika Sobat Piknik menggunakan moda transportasi kereta.

Satu jam sudah waktu berlalu, akhirnya Travelista tiba di stasiun Pasar Turi. Stasiun yang sudah ada sejak tahun 1903 ini kondisinya sangat baik dan terawat. Stasiun ini sangat ramai, karena merupakan transit kereta penumpang lintas kota pulau Jawa dan berada di dekat pusat perbelanjaan.

Lalu bagaimana cara untuk menuju House of Sampoerna dari Stasiun Pasar Turi ??? Ya, pakai aplikasi ojeg online saja. Murah kok, pas Travelista check hanya Rp 1.000 ! Ya sudah, naik ojol saja. Hehehe…

Jarak tempuh dari stasiun Pasar Turi ke House of Sampoerna sekitar 3,5 km yang ditempuh dalam 10 menit dengan ojeg online. 

Nanti dalam perjalanan menuju House of Sampoerna, Sobat Piknik akan melewati penjara Kalisosok yang dibangun pada tahun 1808. Kesan seram penjara ini sedikit memudar dengan mural yang ada di dinding luar penjara. Tapi yang namanya penjara ya tetap seram saja ya Sobat Piknik. Hehehe…

Tiba sudah Travelista di House of Sampoerna. Museum yang terletak di jalan Taman Sampoerna 6 Pabean Cantian ini awalnya merupakan sebuah panti asuhan putra yang dikelola oleh pemerintah Belanda tahun 1862. Kemudian dibeli untuk dijadikan tempat produksi pertama rokok Dji Sam Soe oleh Liem Seeng Tee, pendiri PT Sampoerna pada tahun 1932.

Liem Seeng Tee sendiri adalah seorang imigran asal China yang berhasil memproduksi dan memasarkan rokok kretek dan rokok putih di Surabaya. Ia mengubah nama keluarga dan perusahaannya menjadi Sampoerna yang berarti kesempurnaan.

Bagi Sobat Piknik yang ingin mengetahui perjalanan hidup Liem Seeng Tee atau Sampoerna dapat berkunjung ke House of Sampoerna yang buka setiap hari mulai dari jam 09.00 – 22.00 WIB tanpa dikenakan biaya seperes pun.

Masuk ke dalam museum, Sobat Piknik akan disambut aroma tembakau yang khas. Di ruang depan Sobat Piknik dapat melihat replika tungku untuk mengeringkan tembakau serta sepeda bekas yang dibeli dan dipakai Liem Seeng Tee untuk berjualan arang di jalanan kota Surabaya.

Di ruang yang sama juga terdapat beberapa foto yang terkait dengan rokok serta keluarga Sampoerna, meja dan kursi yang tertata rapi. Di sini juga terdapat koleksi gaun kebaya milik keluarga Sampoerna yang terbingkai dalam lemari kaca.

Melangkah ke ruang selanjutnya, Sobat Piknik dapat melihat beberapa foto keluarga Sampoerna dan komisaris PT Samporena di era terbuka. Maklum PT Sampoerna yang dirintis oleh Liem Seeng Tee telah berubah menjadi perusahaan raksasa yang go publik di lantai bursa. Sehingga memungkinkan pihak di luar anggota keluarga Sampoerna ikut andil dalam memajukan perusahaan ini.

Beranjak ke ruang berikutnya, Sobat Piknik dapat melihat alat - alat labolatorium pertama yang digunakan untuk menguji kualitas bahan baku dan hasil produksi. 

Di ruang ini juga dipajang beberapa bungkus rokok Sampoerna yang dijual di dalam maupun di luar negeri.

Di sebelah peralatan lab R&D terdapat sebuah sepeda motor 2 tak buatan Cekoslowakia yang merupakan aset penting dalam memobilisasi karyawan dan pendistribusian produk PT Sampoerna hingga tahun 1970an. 

Di sini juga Sobat Piknik dapat menjumpai andong yang digunakan Liem Seeng Tee sebelum memiliki mobil serta replika gerobak kelontong yang dijadikan etalase merintis dan menjual produk dari salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia ini. 

Masih pada ruang yang sama, Sobat Piknik dapat melihat koleksi mesin printing kuno yang pernah digunakan untuk mencetak gambar pada bungkus rokok Sampoerna di masa itu.

Di ruangan ini juga dipamerkan satu set marching band yang pernah dimainkan oleh 234 karyawan pabrik rokok Sampoerna yang mewakili Indonesia pada Tournament of Roses di Pasadena California Amerika Serikat pada tahun 1990 dan 1991. 

Dan hebatnyanya lagi, kontingen dari PT Sampoerna ini meraih juara pertama untuk peserta dari luar Amerika Serikat (The International Throphy) pada tahun 1990. 

Wah, HEBAT ya Sobat Piknik !? Para karyawan pabrik yang berbakat ini berhasil mengharumkan nama Indonesia seharum tembakau Sampoerna di kancah international. #Salut.

Lanjut ke lantai 2 museum ini, Sobat Piknik akan menuju galeri yang menjual souvenir khas House of Sampoerna dan Surabaya seperti tas, batik, buku, kaos, dan lain sebagainya. 

Dari sini Sobat Piknik dapat melihat secara langsung aktivitas produksi rokok kretek milik Sampoerna dihari kerja. Tapi sayang, aktivitas ini dilarang diabadikan oleh lensa kamera. Ya mungkin ini menyangkut rahasia perusahaan yang teruji kualitas hasil produknya kali yah Sobat Piknik !?

Selesai sudah Travelista menyusuri bagian dalam House of Sampoerna, tapi masih terdapat sebuah bangunan di sebelah kanan House of Sampoerna yang sayang untuk tidak disambangi. Bangunan ini merupakan rumah tinggal keluarga Sampoerna di masa itu. Di sini juga terdapat mobil Rolls Royce keluaran Inggris yang terparkir di dalam garasi.

Oya, satu lagi agenda yang sayang untuk dilewatkan saat Sobat Piknik berkunjung ke House of Sampoerna adalah keliling Surabaya gratis yang dikemas dalam program Surabaya Heritage Track. Untuk jadwal pemberangkatan bus nya adalah jam 09.00 - 10.00 WIB, 13.00 - 14.00 WIB, 15.00 – 16.00 WIB.

Tapi sayang sekali pada saat Travelista berkunjung, kuota pemberangkatan pertama dan kedua sudah full sehingga yang tersisa hanya untuk pemberangkatan ketiga. Wah, sayang sekali, untuk jam tersebut Travelista sudah harus balik Stasiun Pasar Turi untuk mengejar jadwal kereta ke Sidoarjo jam 16.15 WIB. Yah, belum rejeki. Hehehe...


Selesai sudah Travelista menapaktilasi sejarah perjuangan PT Sampoerna. Sampai jumpa di piknik selanjutnya...


Pesan moral :
Belajar dari kisah perjuangan Liem Seeng Tee yang merupakan yatim piatu yang telah berdagang sejak usia 11 tahun di kereta api jurusan Surabaya – Jakarta. Ia lompat dari gerbong ke gerbong menjajakan makanan ke penumpang kereta kelas ekonomi. Hidup menggelandang, tidur di emperan merupakan bagian dari perjuangan hidupnya. Kita kadang hanya silau melihat hasil perjuangan orang sukses tanpa meresapi betapa pedihnya perjuangan yang ditempuh untuk mencapai sebuah kesuksesan. Liem Seeng Tee mengingatkan kita untuk selalu bersabar dan yakin dalam berproses. 

Komentar

ARTIKEL PALING BANYAK DIBACA

Melihat Miniatur Kalimantan Selatan di Dalam Sebuah Museum

Berkunjung ke museum sebelum melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya adalah hal yang bijak di tengah keterbatasan waktu sambil menunggu penerbangan. Di sela waktu tunggu kali ini Travelista sempatkan untuk mengunjungi museum Lambung Mangkurat yang terletak di jalan Ahmad Yani Kota Banjar Baru. Pertama kali didirikan pada tahun 1907 oleh pemerintahan hindia belanda untuk menyimpan temuan artefak purbakala di Kalimantan Selatan dengan nama museum Borneo namun fungsinya dihentikan saat tentara jepang mulai menduduki Kalimantan Selatan. Borneo museum in Bandjarmasin 1907 koleksi Tropen Museum Pada tanggal 22 Desember 1955 dengan koleksi barang - barang pribadi miliknya. Amir Hasan Kiai Bondan mencoba menghidupkan kembali museum Borneo yang diberi nama museum Kalimantan. Pada tahun 1967 bangunan museum dipugar dan diberi nama museum Banjar hingga dibangun gedung museum baru bergaya rumah Bubungan Tinggi modern yang diberi nama Lambung Mangkurat dan diresmikan kembali oleh Mendikbud D

Mengunjungi Etalase Budaya Lampung

Seminggu di kota Bandar Lampung. Diisi kesibukan dengan kerja, kerja dan kerja. Pulang kantor hanya diisi dengan cari kuliner malam ditemani driver ojek online dan nongkrong di tugu Adipura.  Kenapa nongkrong di situ ? Ya, karena kebetulan hotel tempat Travelista menginap ada di sekitar tugu tersebut. Hehehe... Seminggu sudah waktu berlalu, tiket balik ke Jakarta sudah dibooking dengan jadwal penerbangan sore hari. Masih ada sedikit waktu untuk mencari oleh – oleh khas Lampung dan berkunjung ke spot wisata di tengah kota agar tidak terlambat ke bandara.   Yuks, segera bergegas cari oleh - oleh khas. Kalau di Lampung, ya apalagi kalau bukan keripik pisang.  Salah satu sentra penjualan keripik pisang di kota Bandar Lampung terdapat di jalan Pagar Alam Kedaton. Di Sepanjang jalan ini, Sobat Piknik akan dengan mudah menemui kedai penjual keripik pisang yang sudah dibungkus maupun dalam keadaan curah.  Satu hal yang membuat asik belanja di sini adalah Sobat Piknik dapat mencicipi se

Melihat Sisa Perang Dunia Kedua di Pulau Tarakan

Bergeser ke sebelah museum sejarah perminyakan, Travelista berkunjung ke museum sejarah perang dunia kedua. Kalau museum sejarah perminyakan menceritakan tentang penambangan minyak di pulau Tarakan. Museum sejarah perang dunia kedua berusaha menceritakan perang yang disebabkan perebutan tambang minyak di pulau ini. Seperti yang diceritakan dalam sejarah, Tarakan adalah sebuah pulau kosong nan kaya. Selalu jadi perebutan dari era kerajaan Tidung, Bulungan, Belanda hingga Jepang yang kemudian disebut dengan era perang dunia kedua. Perang dunia kedua dilatari persaingan imperialisme ideologi antara blok demokrasi yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Belanda dengan blok komunis yang terdiri dari negara – negara Eropa Timur yaitu Rusia, Polandia, Hongaria, Bulgaria, Yugoslavia, Cekoslavia dan Rumania serta blok fasisme yang terdiri dari Jerman, Italia dan Jepang. Selain persaingan imperialisme ideologi, penyebab perang dunia kedua adalah perlombaan senjata di suatu k