Masih ada satu hari libur bertepatan dengan hari minggu. Mau kemana ya Travelista sendirian ? Rasanya masih belum siap mental untuk jadi solo traveler lagi. Karena jadi solo traveler itu susah. Ga ada yang fotoin ! Mau minta fotoin malu. Mau selfie ga PD. Tapi mendekam di kamar hotel sendirian bukan hal yang menyenangkan juga ! Hmmm… Jadi dilema.
Tadinya mau sewa motor untuk berkeliling kota dan jelajah kuliner. Tapi setelah dipikir - pikir, seberapa besar sih kapasitas perut ini ? Waktu sudah menunjukkan jam 10 tepat. Setelah baca – baca info tentang tempat wisata yang ada di kota Malang dan sekitarnya. Travelista penasaran untuk berkunjung ke museum Angkut yang ada di kota Batu.
Kali ini Travelista naik angkot ADL (Arjosari - Dinoyo - Landungsari)
yang berwana biru garis abu - abu. Sebenarnya jarak terminal Arjosari ke
terminal Landungsari tidak terlalu jauh, hanya saja angkot yang ngetem nunggu
penumpang penuh, rute yang muter - muter dan adanya pasar tumpah di sekitar stadion
Gajayana menyebabkan waktu tempuh jadi satu setengah jam.
Dari terminal Landungsari, Travelista teruskan
perjalanan dengan naik angkot warna ungu muda jurusan kota Batu dengan tarif Rp 5.000 yang di tempuh sekitar satu jam.
Setibanya di terminal kota Batu, Travelista
bertanya kepada Petugas DLLAJR yang ada di pos pantau. "Permisi Pak, kalau mau ke museum Angkut
naik angkot yang mana Pak ? Soalnya Travelista bingung karena angkot di kota Batu beraneka warna tidak seperti warna angkot di kota Malang yang serba biru. Travelista pun disarankan
untuk naik angkot warna orange dan nanti turun tepat di pintu masuk museum Angkut.
Tuh yang naik juga harus pake celana orange, biar matching |
Dengan waktu tempuh sekitar 30 menit, itu pun sudah termasuk ngetem di depan pasar kota Batu. Travelista pun turun di depan pintu masuk museum Angkut dengan tarif Rp 4.000.
Saat turun
dari angkot, Travelista langsung dihampiri oleh tukang ojeg yang menawarkan jasa untuk
mengantar ke loket museum. Memang dari sih nampaknya cukup jauh jalan ke dalam
museum. Tapi Travelista abaikan saja karena ini waktunya makan siang. Dari pada di dalam museum
kelaparan dan jajanannya mungkin mahal - mahal. Maka Travelista putuskan untuk makan bakso Malang yang ada di emperan jalan depan museum sambil tanya pintu masuk museumnya di sebelah mana ?
Dan
ternyata pintu masuknya hanya sekitar 50 meter saja dari tempat parkir motor yang ada di depan tukang bakso ini. Wah, untung tadi lapar sehingga tidak tertipu oleh tukang ojeg yang nyaris nambah budget Travelista. Hmmm...
Source : Potraitofindonesia.com |
Antrian di
loket cukup panjang sehingga Petugas loket menyarankan pembelian tiket diwakili oleh satu orang saja. Saat Travelista ditanya oleh Penjaga loket. "Tiket untuk
berapa orang ?" Travelista jawab "untuk satu orang". Penjaga loket tanya sekali
lagi, "maaf untuk berapa orang ?" Travelista hanya mengacungkan jari telunjuk.
Mungkin terdengar rada aneh bagi Penjaga loket karena datang ke tempat wisata
keluarga tapi hanya sendirian. Hehehe…
Harga tiket masuk
ke museum ini adalah Rp 80.000 plus Rp 10.000 jika ingin tiket terusan ke
museum D’ Topeng dan charge Rp 30.000 untuk segala jenis kamera kecuali kamera
handpone. Selain itu, para Sobat Piknik dilarang membawa makanan dan minuman
dari luar museum. Semuanya harus dititipkan di tempat penitipan yang ada di
ruang pamer utama. Nah,
sekarang saatnya kita telusuri setiap zona. Mari ikuti perjalanan Travelista di museum Angkut ini.
Terdapat dua jenis ruang pamer di museum ini, yaitu
ruang pamer indor dan outdoor yang dibedakan lagi menjadi beberapa
zona tematik seperti zona pecinan, batavia, gangster, italia, prancis, jerman, inggris, pasar apung dan lain sebagainya yang akan membuat Sobat Piknik
serasa berada di tempat aslinya.
Komentar
Posting Komentar